SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah
proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan
yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel sperma yang bersifat
haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus
seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus
terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak) yang
terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk
membentuk sperma.
Membran cell yang berfungsi melindungi
spermatozoa :
Cholesterol,
membrane protein, glycoprotein, phospholipid.
Komponen seminal plasma
Karanteristik
|
Sapi
|
Domba
|
Babi
|
Vol.
Ejaculasi ( ml )
|
5 – 8
|
0,8 – 1
|
150 – 180
|
Konsentrasi (
jt/ ml )
|
800 – 2.000
|
2.000 – 3.000
|
2.000 – 3.000
|
Sperm/
ejaculat ( bilion )
|
5 – 15
|
1,6 – 3,6
|
30 – 60
|
Proses spermatogenesis sebagai berikut :
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis)
adalah tahap awal dari spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan
spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit
melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan
spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis)
adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi
menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan
cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma
difagosit oleh sel Sertoli.
Spermiasi (Spermiation)
adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke lumen tubulus
seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan
bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan
testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena
kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis
namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas
sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar