Kamis, 11 Januari 2018

Laporan Manajemen ternak Potong di RPH Kota Malang




LAPORAN PRAKTIKUM
 MANAJEMEN TERNAK POTONG
2016 -  B
Dosen Pengampu :
Adin Wijaya, S.Pt, M.P





Oleh:
       Nama    : Wildan Jauhari
       NPM     : 160406030045

Fakultas Peternakan
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2018
 



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Konsumsi daging di masyarakat masih sangat tinggi meskipun harga daging tinggi, apalagi di saat hari raya permintaan daging akan meningkat oleh sebab itu pasar daging masih berpotensi cerah dan sampai kapanpun daging masih dikonsumsi meski persentase kebutuhan tidak terlalu tinggi. Pada saat ini pemenuhan kebutuhan daging berasal dari peternak-peternak tradisional yang juga dipelihara secara tradisional. Biasanya peternak-peternak ini berternak sampai ternaknya siap untuk dipotong yang kemudian dijual ke RPH (Rumah Potong Hewan) di kota tersebut untuk selanjutnya dilaksanakan pemotongan yang pada akhirnya hasil-hasil potongan ini dijual ke pasaran. Untuk itu peran RPH sangat berarti bagi kebutuhan konsumsi daging masyarakat.
Kegiatan pemotongan hewan potong diadakan di rumah potong hewan, adapun arti dari rumah potong hewan (RPH) ialah suatu bangunan dengan desain tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong hewan selain unggas bagi konsumsi masyarakat luas. Usaha pemotongan hewan merupakan usaha kegiatan yang dilakukan perseorangan atau badan hukum yang melakukan pemotongan hewan di rumah pemotongan hewan milik sendiri atau pihak lain atau menjual jasa pemotongan hewan.
Pemotongan hewan potong adalah kegiatan untuk menghasilkan daging yang terdiri dari ante mortem (pemeriksaan kesehatan sebelum menyembelih, penyembelihan, penyelesaian penyembelihan dan pemeriksaan post mortem (pemeriksaan kesehatan setelah menyembelih), yang termasuk hewan potong adalah sapi, domba, kambing, kerbau, kuda. Karkas adalah bagian hewan potong yang disembelih setelah kepala dan kaki dipisahkan, dikuliti, dan isi rongga perut dan dada dikeluarkan.
Pemotongan atau penyembelihan ternak yang dilakukan di RPH harus dapat memenuhi beberapa syarat yang sesuai dengan peraturan yang berlaku dan juga untuk memenuhi daging yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) agar dapat memenuhi kebutuhan, keamanan dan kesehatan pangan masyarakat veteriner. Tempat pemotongan merupakan tempat dimana kita dapat melihat teknik pemotongan dan cara perlakuan sebelum dan sesudah ternak disembelih atau dipotong.
 

1.2  Tujuan Praktikum
Adapun Tujuan dari praktikum ini adalah:
a.       Agar mahasiswa dapat mengetahui, membedakan dan melaksanakan proses pengistirahatan ternak, penyembelihan ternak, pemotongan kepala dan kaki, pengulitan, eviserasi, prosesing kepala dan jeroan, dan pemotongan karkas.
b.      Agar mahasiswa dapat mengetahui peralatan yang digunakan pada proses pemotongan sapi dan babi.
c.       Agar mahasiswa dapat mengetahui daerah pemasaran dari hasil pemotongan sapi dan babi di Kota Malang.

 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode pelaksanaan pemotongan ternak yang berlaku di Indonesia ada dua cara yaitu dengan pemingsanan dan tanpa pemingsanan. Metode dengan pemingsanan biasanya dilakukan oleh RPH modern dan besar dan sebelum dilakukan pemotongan terlebih dahulu diadakan pemingsanan agar ternak tidak stress dan aman bagi pemotong. Untuk metode tanpa pemingsanan biasanya dilakukan di rumah potong tradisional, penyembelihan dengan cara ini ternak direbahkan dengan paksa dengan tali yang diikatkan pada kaki-kaki ternak yang dihubungkan dengan ring-ring besi pada rumah potong tradisional, dengan menarik tali-tali ternak akan roboh. Perlakuan ini akan menyebabkan ternak merasa sakit karena masih sadar (Kartasudjana, 2001). 
Semua sapi yang akan dipersiapkan untuk dipotong harus diperlakukan dengan baik. Sapi ditempatkan di tempat tertentu yang cukup tenang. Sapi harus diberi kesempatan beristirahat yang cukup. Sapi yang datang dari luar daerah yang jauh harus diistirahatkan terlebih dahulu agar tidak tertekan. Sapi yang mengalami perlakuan kasar akan mengakibatkan goncangan yang berat. Sapi juga harus memperoleh jaminan makanan dan minuman (Sugeng, 2003).
Tahapan prose ante mortem adalah tahapan yang menyangkut pemeriksaan kesehatan, berat badan, jenis kelamin dan umur ternak yang akan dipotong. Pemeriksaan kesehatan ternak bertujuam melindungi konsumen dari adanya penyakit menular. Sebelum dipotong, ternak dipuasakan terlebih dahulu. Pemuasaan ternak sekitar 12 – 24 jam, agar ternak mengeluarkan sebagian kotoran dan darah secara tuntas. Tahapan proses post mortem adalah tahapan yang menyangkut proses pemeriksaan, pelayuan, pendinginan, dan pengangkutan karkas (Murtidjo, 1993).
Berdasarkan sistem HACCP maka dikenali ada empat kendali titik kritis selama proses penyembelihan di RPH yaitu pelepasan kulit, pengeluaran jeroan, pemisahan tulang dan pendinginan. Titik kendali kritis ini harus dapat dikendalikan untuk menekan pencemaran mikroba pada daging. Selama proses penyembelihan di RPH disarankan para pekerja menggunakan dua pisau dengan cara bergantian salah satu pisau direndam dalam air panas >82o C untuk menghindari pencemaran silang (Bolton el al, 2001).



2.1    Waktu dan Tempat
2.1.1        Waktu Praktikum
Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja ini dilaksanakan pada hari Sabtu – Minggu, 23 – 24 Desember 2017 pada pukul 23.00 – 05.00 WIB.
2.1.2        Tempat Praktikum
Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja ini dilaksanakan di Rumah Potong Hewan Kota Malang.

2.2    Materi Praktikum
2.2.1        Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja ini adalah :
1.      Pita Ukur
2.      Alat Tulis
3.      Kamera
2.2.2        Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja ini adalah :
1.      Sapi Potong
2.      Babi

2.3    Metode Praktikum
Adapun metode yang digunakan dalam praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja ini adalah :
1.      Tahap I           : Mengunjungi lokasi RPH Kota Malang dan pengenalan sejarah berdirinya RPH Kota Malang.
2.      Tahap II         : Pengamatan terhadap ternak yang meliputi pengamatan : panjang badan, lingkar dada, kondisi tubuh, kehalusan bulu, kondisi mata.
3.      Tahap III        : Mengamati proses pemotongan ternak ( Sapi dan Babi ), pengulitan, penghitungan berat karkas.


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Pemotongan Sapi
1.      Hasil Pengamatan
a.    Cara pengistirahatan/pemuasaan
Sapi yang masuk di RPH untuk dipotong, dimasukkan kedalam kandang minimal 11-24 jam untuk diistirahatkan kemudian dilakukan pemeriksaan ante mortem.
b.  Cara Penyembelihan
Penyembelihan diawali dengan pengikatan kaki belakang pada tiang kemudian kaki kiri depan dan belakang diikat. Tali pengikat kaki belakang ditarik sehingga sapi terjatuh dilantai. Kemudian setelah ternak terjatuh langsung dilakukan penyembelihan oleh jagal. Penyembelihan dengan memotong saluran pernapasan, saluran makanan, vena jugularis dan arteri karotid.
c.   Cara Pengulitan
Pengulitan dilakukan seketika setelah ternak telah dipotong, untuk satu ekor sapi ada 2 – 3 orang yang menangani, sehingga ada yang menguliti dimulai dari leher, dan ada yang memulai dari kaki bagian bawah. Pengulitan dimulai dari leher sampai bagian punggung dan yang terakhir pada bagian ekor yang disertai dengan pemotongan ekor. Setelah selesai pengulitan, kulit dilipat dan disimpan.
d.       Cara Eviserasi
Eviserasi dilakukan setelah penyembelihan dan pengulitan yaitu  dengan cara menarik kaki bagian belakang dengan alat pengikat hingga posisi kepala berada atau menghadap ke bawah. Pengeluaran bagian dalam dimulai dengan membelah rongga dada sampai pada abdominal, kemudian pengeluaran jantung, ginjal, paru-paru dan hati. Sedangkan pada daerah abdominal dibelah dan mengeluarkan rumen.
e.       Cara Karkasing
Karkasing dilakukan setelah proses eviserasi selesai. Pada saat  karkasing, dipisahkan seperempat bagian depan dimulai dari paha depan dan seperempat bagian belakang dilakukan antara rusuk 12 dan 13.. Badan dibagi menjadi dua bagian, yaitu tulang punggung dan ekor diambil kemudian daging dipisahkan dari tulang dan kepala, setelah itu dilakukan penimbangan karkas. 

f.      Cara penanganan kepala dan kaki
Penganganan yang dilakukan pada kepala yaitu memisahkan kulit-kulit yang ada pada bagian kepala dan selanjutnya pada kaki depan dipotong terlebih dahulu kemudian siap dipasarkan.
g.        Cara penanganan isi rumen
Penanganan rumen sebelum pencucian dilakukan post mortem apabila jerohan tersebut layak untuk di konsumsi maka rumen tempatkan dalam kereta dorong kemudian dibawa ketempat pembersihan, dan disemprot dengan air.
h.      Peralatan yang digunakan:
- Pisau                                                       - Ember          
- Kapak                                                     - Katrol                                                     
- Alat penggantung                                   - Kereta Dorong
- Selang air                                                - Timbangan
- Tali                                                         

2.      Pembahasan
a.    Estimasi Berat Hidup
      Diketahui :
      L = 180 cm
      G = 210 cm

      Jawab :
      W = 180 x ( 2102 )
                  10.840
           = 180 x 44100
                  10.840
           =    793.8000
                  10.840
           = 732,28
jadi diketahui berat badan hidup sapi adalah 732,28 kg

b.  Penimbangan Karkas
            berat karkas = 108 + 111 + 65 + 64
                                = 348 kg


BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kunjungan yang telah dilakukan di Rumah Potongan Hewan (RPH) Koota malang, maka dapat disimpulkan bahwa :

         sebelum dilakukan pemotongan, sapi dan babi diistirahatkan terlebih dahulu selama 12 – 24 jam.
         pengulitan dilakukan secara manual, dan selanjutnya dilakukan eviservasi, karkasing.
         Proses pemotongan ternak di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang sudah menggunakan peralatan modern.
         Hewan yang disembelih merupakan hewan yang sehat dan bebas dari penyakit.
         Rumah Potong Hewan (RPH) Majeluk memiliki fasilitas bangunan yang cukup memadai dan peralatan yang memadai dan kebersihan yang memadai.


DAFTAR PUSTAKA